January 20, 2010

Amaran : Sekali lagi Penglipur Lara menulis, arakiannya bersedialah nikmati indahnya hari sang putera puteri.

Ufuk terbit bagai mahu bercerita tentang indahnya peristiwa yang bakal didepani putra putri sekolah kehidupan pembaikan pada hari Rabu ini. Jeritan memanda abang K seperti normanya menghidupkan putra daripada terus asyik mengemudi bahtera alam khayalan beradu. Tika sang putra mula menyusup ke kolah putih permata, sang putri dengan segala kudrat yang dimiliki menyiapkan mee goreng untuk santapan warga sekolah kehidupan pembaikan. Gorengan mee tidak mengecewakan lantaran sang putra ada yang memuji walaupun wujud juga rasa tawar dalam gorengan itu.

Keindahan hari diteruskan dengan pentas luahan rasa dan cetusan pemikiran dibuka. Julung kalinya, memanda K yang memikul amanah memperacara pentas lisan ini. 5 pahlawan beradu kekuatan pemikiran dalam meyakinkan sekalian penonton. Wacana 'couple' dilontar oleh Abdur Rahman Rahim b###r, maudhu' variasi pula disambung oleh Afifuddin Melaka , sang putri dalam sinis berbicara tentang kaedah subuh awal, dan pentas berakhir dengan luahan garang Afif Mazlan dalam isu amanah. Pentas ditutup dengan kritikan membina oleh sang memanda K.

Tak lama kemudian, isian air keilmuan bermula. Sang ilmuan Dr Suryakhatun membuka jejak pengembaraan lautan pengetahuan dengan berkisahkan pengalamannya keluar dari masalah kereta ' Titanic ' selut lumpur. Iktibarnya, pergantungan pada kuasa Ilahi menjangkaui pemikiran akal serta kudrat sang hamba dalam atasi semaknya tribulasi menimpa diri.

Isian ilmu diteruskan dengan segmen teka-teki. Gambar dipapar dan sekalian putra putri hendaknya memikirkan apa makna surat dan sirat sebalik gambar tersebut. Tulisan pemikiran dijadikan umpan bagi putra putri menjawab soalan, hanya 8 sahaja umpan diberi.

Secara intihanya, emosi menjadi raja dalam memberi jalan keluar permasalahan. Dan emosi dikawal oleh empunya jiwa. Pergantungan pada Yang Kuasa menentukan kekuatan raja ini untuk mengawal situasi tribulasi.
Isian ini berakhir sebelum bang Zhuhur berkumandang.

Gendang perut berhenti berbunyi tatkala jam 3.30. Juadah daging dan menu berulang kali coslow, menjadi alat menghentikan gendang itu. Namun, putra putri terbit rasa terkesima tatkala penguasa sang Sarjan memekik dan melaung ibarat iklan Dequadian. Maka, bergegaslah sang putra dan putri menderu ke arah lapangan himpunan sebelum sang Sarjan mengamuk.

1001 alasan diluah bagi mengelak arahan " ekat revoc " dan pumping. Mana tidaknya, sang perot baru sahaja penuh. Namun tak ada apa yang bisa menghalang sang Jin dan sang Sarjan dari arahan 'ekat revoc". Putra putri bakal menjalani ikhtiar hidup bersama rimba pada petang ini. Sebelum berangkat pergi, dibekal oleh memanda K, 2 tin sardin bersama seplastik beras.


Laluan ke rimba tidak sesukar mana. Hanya jalanan biasa dengan ditemani Hulubalang Alang dan Laksamana Nan. Setiba putra putri, teruslah mereka berhempas pulas menyedia judah malam.

Dimulai dengan menggali lobang untuk si telur memanaskan badannya. Dugaan terhebat tatkala sang awan mula menjatuhkan air matanya ke bumi.
Putra putri terasa amatlah sukar menghidupkan sang api.

Muka-muka 'frust' menjaga api

Merah muka meniup sang bara api tak kurang juga mata menangis dek kerana asap yang menerjah masuk ke mata.

 Cubaan menghidupkan api

Terusnya mencari buluh untuk digubah menjadi puriuk, sudip dan thermos. Ilmu dari Jin diguna dengan baik. Ada juga putra yang tiba-tiba tak tentu hala tatkala miang buluh naik ke badan. Maka meronta-ronta sang putra lalu terjunlah ia ke sungai. Si sardin tak menemui sebarang sukar untuk memanaskan diri.

  Abang K ngelat makan maggi dulu...

Yang menjadi ingauan hanyalah si beras. Tak tahu cara apa untuk menggubahnya menjadi si nasi. Pabila ditanya tentang sukatan air kepada sang Jin, jawabnya, agak-agak ajelah. Tak ke panas hati putra putri. Maka agak-agak pun datang tika menyukat air.

Sebaik Awie selesai bang dan perhambaan maghrib dijalankan, bermula satu demi satu juadah yang siap untuk dijamah. Ada yang hebat dan ada juga yang buluhnya menghasilkan 3 dalam satu, nasi,kerak dan beras dalam satu masa.

 nasi buluh

Mujur rasa nasinya seperti nasi juga. Makan malam itu terasa sungguh syahdu setelah kepenatan masing-masing menjayakan hidangan rimba dengan cara buluh itu.

 
Group akhawat

Lauk buluh lebih enak rasanya disokong pula dengan peranan kebulur yang amat sangat maka, juadah itu berakhir disantap dengan sekelip mata.

Group ikhwah

Sebeum beransur pulang, sang Jin pula sudah mula melafaz ayat-ayat kesedihan tatkala keberadaan kami di sini tinggal segenap hari sahaja lagi  Namun itu juga x menghalang lafaz ' ekat revoc ' bergema. Maka meniaraplah putra putri sebelum berangkat pulang.

Perjalanan pulang agak sukar kerana hanya cahaya sang bulan dan sang handset yang menyuluh laluan.Ada yang tergelincir dan terlajak. Namun nikmatnya rasa tatkala tiba di kamar masing-masing. Bagi yang masih bernafsu makan, gerai buger diserang dengan pantas. Ramai yang gembira dengan ikhtiar hidup ini. Malam ini berakhir dengan rasa letih dan gema 'ekat revoc' berulang kali tanda puas dan syukur putra putri.

8 comments:

KhaleeD Fakhry said...

Sedapnya ayat..... (bukan bereti lazat)
Siape yg buat ni? LOL (Rasa tercabar)
bagus, bagus teruskan usaha

Unknown said...

da nak habiss.sob.

SalwaMD ^_^ said...

Mabruk!
yang ni paling menarik, insyaAllah hujung minggu ni lebih ramai serikandi-serikanda yang akan menumpang teduh di rimba, tempat pembaikan putra-putri =)

geng duat said...

infiniti terima kasih diucapkan kepada yang membaca post ini. teruskan support blog ni. promote kepada ikhwah akhawat yang lainye dan sekali lagi terima kasih

geng duat said...

try bace 9 jan untuk cerita yang lebih kurang sama gayanya

ijalceritera said...

salam. menambah. Jin dan Sarjan kesayangan kita telah berhijrah kira-kira pada pukul 2 pagi , 22 januari ke Johor. Mpga rahmat Allah mengiringi kita dan mereka. Amin.

HUMAIRA' said...

knape terasa sayu dlm post ni..? sgguh hati ini ingin kembali bertemu kalian~! sebulan kita terkumpul mengajar 1001 erti hidup..uhibbukum fillah~!!!

geng duat said...
This comment has been removed by the author.

Post a Comment